Kamis, 27 September 2012

Mugunghwa.. Bunga Nasional Korea Selatan


Kalau di Indonesia terkenal dengan Bunga Melati, di negara ginseng ini terkenal dengan Bunga Mugunghwa. Apa sih Bunga Mugunghwa itu? Ini dia Bunga Mugunghwa..



Nama ilmiah bunga Mugunghwa merupakan Hibiscus Syriacus. Tempat asal merupakan Minor Asia dan Mugunghwa terdapat di India, Cina, Korea dan sebagainya.

§  Bentuk :

Tinggi 2 hingga 3m dan hampir tidak ada bulu di seluruh tunggul pohon dan ada banyak cabang. Kulit pohon berwarna abu-abu, terdiri dari serabut yang keras, jadi tidak mudah dipatah. Panjang daun berkisar 4~10cm. Daun berbentuk telur dan berbagi 3 bagian.

§  Bunga :

Bunga berkembang mulai bulan Juli hingga September. Diameter bunga 6~10cm dan cabang bunga tidak panjang. Kebanyakan bunga Mugunghwa berwarna merah muda dan bagian dalam daun bunga berpola berwarna merah tua. Bunga berkembang di waktu dini hari, sedangkan menyusut di waktu matahari terbenam. Pohon kecil mengembangkan biasanya 20 kuncup, sedangkan pohon besar mengembangkan sekitar 50 kuncup bunga. Jangka berbunga selama sekitar 100 hari. Dengan kata lain, 2000~5000 kuncup bunga berkembang dalam setahun. Seperti itulah, cirikhas Mugunghwa adalah bunga berkembang secara terus-menerus.

§  Asal- Usul Mugunghwa :

Mugunghwa pertama kali menjadi bunga nasional Korea pada periode Penjajahan Jepang (1910-1945) saat masyarakat Korea memilihnya sendiri sebagai bunga nasional. Orang Korea melawan kebijakan asimilasi rasial Jepang dengan menanam mugunghwa di seluruh negeri sebagai lambang untuk menyuarakan kemerdekaan. Di zaman moderen mugunghwa menjadi semakin signifikan untuk menunjukkan identitas orang Korea.

Biasanya pada tanggal 5 April, rakyat Korea melakukan pembelian bunga Mugunghwa untuk melakukan penghijauan. Ya karena tanggal 5 April adalah hari penghijauan. Hari nasional ini ditentukan oleh pemerintah agar masyarakat Korea memberikan perhatian pada pohon dan alam. (Kalo di Indonesia mah ini mungkin gak ya? Yang ada malah orang-orang pada nebangin hutan secara liar -__- )

§  Bunga Nasional Korea :

Berbeda dengan bendera nasional dan lagu kebangsaan, Mugunghwa tidak ditetapkan sebagai bunga nasional menurut undang-undang. Namun, Mugunghwa sering dikutip sebagai bunga yang melambangkan jiwa bangsa Korea sejak masa silam. Setelah itu, syair bagian ulangan lagu kebangsaan Korea yang ditetapkan secara resmi tahun 1948, dimulai dengan kalimat 'pegunungan yang dipenuhi Mugunghwa', hingga Mugunghwa semakin mapan sebagai bunga nasional. Mugunghwa dimanfaatkan untuk melambangkan trias politika, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta juga kuncup galah bendera nasional Korea juga berbentuk Mugunghwa.

§  Makna Mugunghwa :

Mugunghwa yang tidak mewah, melambangkan hati warga Korea. Dibandingkan dengan bunga lain, Mugunghwa tidak sering terjangkit penyakit, jadi melambangkan daya hidup yang kuat. Karena Mugunghwa kembali berbunga setelah bunga gugur, Mugunghwa melambangkan jiwa yang tangguh. Daun mudanya digunakan sebagai sayur-sayuran, bahkan kelopak bunga dan buah-buahan dimanfaatkan sebagai bahan ramuan dan teh. Dengan demikian, sifat serbaguna dari Mugunghwa seperti itu, sama dengan konsep pendirian Korea, yakni 'Hongikingan' untuk memanfaatkan seluruh dunia.


Tapi si Mugunghwa ini, kenapa mirip sama Bunga Sepatu ya? à pemikiran payah

History's of Hanbok :)


Hanbok, mungkin kalian tahu hanbok karena keseringan liat drama korea ya. Mungkin karena liat The Great Quin Seondeok atau mungkin, Jumong? Nggak Cuma dipakai di drama korea, Hanbok dulunya adalah pakaian kerajaan lhoo.. Di Indonesiapun, hanbok cukup dikenal, saat even hallyu misalnya, terkadang ada juga yang mengadakan stan pameran hanbok.


Pakaian Korea diatas disebut dengan Hanbok. Han berarti Korea, sedangkan Bok berarti Pakaian. Kalo Korea Utara sendiri menyebutnya chosonot. Pada awalnya warna hanbok tergantung tingkatan derajat si pemakainya, untuk golongan atas warna yang digunakan lebih indah misalnya biru dan hijau dengan bahan kain yang mahal. Sedangkan untuk golongan bawah, warna yang biasa digunakan antara putih atau krem, terkesan kusam.


Untuk pakaian Pria terdiri dari sebuah Jaket (chorgorl), sebuah celana (pajl) dan sebuah mantel (turumagi). Jaket pria tanpa lengan dengan celana longgar yang diberi karet pada pergelangan kakinya. Pakaian wanita terdiri dari sebuah jaket pendek dengan dua pita panjang (chorgorl), dan sebuah pakaian panjang hingga kaki dan lebar di bagian bawah (chima)
Hanbok yang asli terbuat dari kain caftan, yaitu kain tipis transparan, tapi bahannya kaku. Karena sifat bahannya yg tembus pandang, maka pakaian dalam yg berwarna putih polos harus dikenakan terlebih dahulu. Tetapi hanbok yang sekarang terdiri dari bahan yg lebih bervariasi.

Baju hanbok bagian atas disebut jeogori, dan dalamannya disebut sok jeogori. sedangkan baju hanbok bagian bawah ( rok) disebut chima, dan dalamannya disebut sok chima.

Warna hanbok sangat cerah, dan eye-catching sekali. jika masih muda, jgn coba2 pakai hanbok yang warnanya kalem..

Motifnya.. seperti huruf2 cina bercampur dengan sulir2 dan bunga2. Hanbok yang mahal motifnya disulam dari benang. Sedangkan yg murah, cukup dilukis dengan cat seperti lem yang langsung bisa ditempelkan pada kain



BAGIAN BAGIAN HANBOK

1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung  dan dekorasi yang lembut.

2.Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .

3.  Otgoreum (Cloth Strings):  adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )

4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.

5.Pattern:  susunan gambar atau garis  dan juga perpaduan warna.

Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae ( pada lengan ), kket dong ( lengan ) dan lain sebagainya.

Untuk hanbok pria ada ” baji ” yaitu celana untuk hanbok. biasanya bentuknya longgar .

SEJARAH PERKEMBANGAN HANBOK


Pakaian raja n ratu kerajaan Shilla

Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaanlah pakaian sejenis ini mulai berkembang. Lukisan pada situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita pada saat itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang berukuran sepinggang. Struktur tersebut sepertinya tidak banyak berubah sampai saat ini.

Pada akhir masa Tiga Kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan mulai memakai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat, serta memakai jubah seukuran pinggang dan diikatkan di pinggang.

Pada masa ini, pakaian berbahan sutra dari Tiongkok (Dinasti Tang) diadopsi oleh anggota keluarga kerajaan dan pegawai kerajaan. Ada yang disebut Gwanbok, pakaian tradisional untuk pegawai kerajaan pada masa lalu.
Periode Goryeo

Ketika Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kerajaan lalu mengikuti gaya Mongol. Sebagai hasil dari pengaruh Mongol ini, rok (chima) jadi sedikit lebih pendek. Sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.
Periode Joseon
Pakaian pria bangsawan

Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat dan diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Namun pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Magoja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini.

Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.

Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun atau bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervariasi dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.

Umumnya dahulu kaum laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.
Aksesori untuk kepala
gache

Baik pria maupun wanita memelihara rambut mereka menjadi panjang. Pada saat mereka menikah, mereka mengkonde rambutnya. Pria mengkonde (mengikat) rambutnya sampai atas kepala (sangtu), sedangkan wanita mengkonde sampai batas di belakang kepala atau di atas leher belakang. Wanita yang berprofesi sebagai penghibur seperti kisaeng, memakai aksesori wig yang disebut gache. Gache sempat dilarang di istana pada abad ke-18. Pada akhir abad ke-19, gache semakin populer di antara kaum wanita dengan bentuk yang semakin besar dan berat.

Tusuk konde binyeo, ditusukkan melewati konde rambut sebagai pengencang atau aksesori. Bahan pembuatan binyeo bervariasi sesuai kedudukan sosial pemakainya. Wanita juga mengenakan jokduri pada hari pernikahan mereka dan memakai ayam untuk melindungi tubuh dari cuaca dingin.

Pria menggunkan gat, topi yang dianyam dari rambut kuda, yang juga bervariasi model dan bentuknya sesuai status atau kelas.
Perayaan
Hwalot, pakaian pengantin

Hanbok digunakan diklasifikasikan berdasarkan peristiwanya: pakaian sehari-hari, termasuk untuk hari ulang tahun pertama anak.
Hanbok modern

Hanbok modern untuk anak-anak terbagi atas 2 atau 3 bagian dan bisa dipakai dengan mudah. Hanbok anak-anak dipakai biasanya satu atau dua kali setahun dalam perayaan Chuseok atau tahun baru imlek (seollal). Pada ulangtahun pertamanya (doljanchi) anak-anak memakai hanbok pertama mereka. Gimana? Ada yang berminat pakai hanbok kesekolah? Kekekeke.. ^^